Laman

Kamis, 05 April 2012

Salah Kaprah Dalam menerapkan Aturan pada Anak

Salah satu syarat bagi kita untuk menjadi orang tua bijak adalah, wajib memaknai aturan atau disiplin secara utuh, secara syumul atau secara integral, serta tidak membuat persepsi dari hanya satu sudut pandang semata. Mengapa demikian? Karena ATURAN itu sangat luas dan tidak terbatas pada hal-hal tertentu. Dan menjadi sangat berbahaya bagi seorang anak adalah ketika orang tua beranggapan bahwa :

• Anak adalah bawahan, sementara orang tua adalah bos. Sehingga dalam konteks ini, bila ingin anak menurut pada aturan, perlakukan ia sebagai bawahan dan jadikanlah kita sebagai bosnya

• Kelembutan hanya akan membuat anak bersikap manja dan banyak meminta perhatian. Sebaliknya, ketegasan akan membuat sang anak jera dan mau mematuhi aturan

• Prinsip dari sebuah aturan adalah HARUS BEGINI dan TIDAK BOLEH BEGITU

Selintas, anggapan tersebut memang bisa dibilang sebuah bentuk KETEGASAN dalam menerapkan aturan. Namun bila dikaji lebih jauh dan lebih bijak, anggapan tersebut hanyalah ANGGAPAN PARSIAL yang tidak mempertimbangkan kemungkinan munculnya dampak-dampak negatif pada diri anak, seperti contoh sederhana berikut ini.

Kesalahpahaman dalam menerapkan aturan pada anak juga akan lebih bahaya lagi ketika orangtua melupakan atau tidak membelajarkan aspek-aspek lain dari sebuah ATURAN, seperti :

1. Kesantunan

  • Terbiasa melakukan perizinan dengan baik
  • Tidak terbiasa berbahasa kasar dan keras
  • Bertamu/berkunjung dengan baik
  • Hormat kepada orang yang lebih tua dan sayang terhadap yang lebih kecil

2. Kemandirian

  • Memperhatikan dan menjaga kebersihan/kerapian diri
  • Toilet training secara bertahap dan konsisten

3. Kesabaran

  • Menahan “nafsu” berkelahi
  • Sabar menunggu giliran

4. Ketertiban

  • Makan dan minum dengan adab yang benar
  • Menyimpan atau mengembalikan barang pada tempatnya

5. Kepahaman

  • Legowo meminta maaf dan memaafkan
  • Memiliki batas yang jelas antara “kreativitas tanpa batas” dengan norma-norma yang harus diperhatikan
  • Memiliki batas yang jelas antara rasa ingin tahu yang tinggi (kuriositas) dengan sikap-sikap permisif (sekehendak) yang membahayakan

Adapun dampak negatif yang bisa muncul sebagai akibat dari ketidakseimbangan dalam menerapkan aturan, dimana KETEGASAN terlalu mereduksi aspek-aspek lainnya yang tak kalah prinsip.

Oleh karena itulah, selayaknya kita menyadari HAKIKAT dari MENERAPKAN ATURAN PADA ANAK, yang beberapa diantaranya adalah :

1. Aturan atau disiplin hanyalah sebuah PAGAR yang tujuannya bukan untuk mengerangkeng, melainkan sebagai rambu-rambu.

2. Orangtua hebat adalah orangtua yang mampu menciptakan kondisi ideal dimana semua anaknya melakukan segala sesuatu secara normatif tanpa harus SELALU DIBATASI dengan aturan.

3. Orang tua bijak adalah orang tua yang lebih banyak berpikir tentang bagaimana caranya memberi REWARD, bukan orang tua yang pintar menyalahkan dan rajin memberi hukuman sebagai akibat dari tidak mau mematuhi aturan.

Dan satu hal lagi yang perlu kita pelajari dan kita renungi terkait menerapkan aturan pada buah hati yaitu PRINSIP. Berikut beberapa prinsip dalam menerapkan aturan pada anak.

1. Komunikasi yang sehat adalah modal dasar agar anak bisa paham terkait MENGAPA dan BAGAIMANA.

2. Aturan itu bersifat jangka panjang, bukan serta merta

3. Aturan itu seharusnya bersifat preventif, bukan solusi pragmatis

4. Aturan itu harus mempertimbangkan takaran atau dosis. Bila anak terlalu dibiasakan dengan nada suara tinggi dan kekerasan, jangan salahkan mereka jika kemudian banyak melakukan pembangkangan.

Sumber : http://www.salimah.or.id